 Letjen
 TNI (Purn) Haji Mashudi lahir di Desa Cibatu, Garut, Jawa Barat, 11 
September 1919 adalah mantan Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan 
Pramuka pada tahun 1978-1993. Lahir dari orang tua yang merupakan 
wiraswastawan, Mashudi adalah anak keenam dari 11 bersaudara. Ia 
menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dari tahun 1960 hingga 1970.
Letjen
 TNI (Purn) Haji Mashudi lahir di Desa Cibatu, Garut, Jawa Barat, 11 
September 1919 adalah mantan Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan 
Pramuka pada tahun 1978-1993. Lahir dari orang tua yang merupakan 
wiraswastawan, Mashudi adalah anak keenam dari 11 bersaudara. Ia 
menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dari tahun 1960 hingga 1970.
Dia
 telah aktif dalam jabatan struktural Gerakan Pramuka sejak 1961, 
sebagai Ketua Majelis Pembimbing Pramuka Jawa Barat, tatkala dia 
menjabat Gubernur Jabar (1960-1970). Dia pun sempat menjabat Wakil Ketua
 MPRS (1967-1972). Kemudian 1974, dipercaya menjadi Ketua Kwartir Daerah
 Gerakan Pramuka Jabar dan ditunjuk menjadi Wakil Ketua Kwarnas Gerakan 
Pramuka. Lalu sempat menjabat Pjs Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka 
menggantikan Sarbini (1974-1978). Dalam Munas Gerakan Pramuka di Bukit 
Tinggi, Sumatera Barat, 1978, dia terpilih secara aklamasi menjadi Ketua
 Kwarnas Gerakan Pramuka hingga 1993.
Lewat
 sentuhan tangan dinginnya, Gerakan Pramuka berkembang pesat menjadi 
organisasi kepanduan terbesar di dunia. Kepramukaan juga menjadi dikenal
 luas di Tanah Air. Tak heran bila akhirnya World Organization of Scout 
Movement (WOSM) menganugerahi Bronze Wolf Award, penghargaan tertinggi 
dalam dunia kepanduan. Hanya ada empat orang Indonesia yang tercatat 
pernah menerima Bronze Wolf Award.
Sosok
 yang dikenal tegas, disiplin namun akrab ini telah meninggal, seminggu 
setelah menerima penghargaan khusus dari Komite Kepanduan Asia-Pasifik. 
Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, BandungIa meninggal 
dunia pada 22 Juni 2005 akibat terkena serangan jantung. Dari 
pernikahannya dengan Yetty Rochyati, ia memperoleh dua orang anak.
Dia
 selau berpesan agar berpikir untuk masa depan. Menurutnya orang akan 
cepat pikun jika selalu berpikir masa lalu. Memiliki prinsip hidup yang 
sederhana yang ia terima dari ayahandanya Masdan Nataatmadja, yang 
selalu menekankan tidak akan mewariskan harta tapi akan mewariskan ilmu 
pada anak-anaknya.
 
 
