Perjalanan sekitar 15 menit, akhirnya
rombongan sampai juga kami di tepi jalan lingkar Ketapang di mana mereka
harus turun dan melanjutkan dengan jalan kaki melalui jalan setapak
sekitar 500 meter. Udara masih terasa dingin meskipun sinar matahari
menyeruak diantara kabut tipis ditepi perkebunan coklat tempat mata air
Penawar berada. Kak Wisnu yang datang agak terlambat menyusul di
belakang adik-adik yang sedang berjalan. Ternyata Kak Wisnu membonceng
Siti yang sempat terlambat juga. Lalu mereka bersama-sama melanjutkan
perjalanan sampai di tepi mata air Penawar.
Tanpa menunggu lama adik-adik berbaris
dimulut jalan setapak yang arahnya menuju puncak bukit di atas mata air
Penawar. Kak Wisnu memberikan penjelasan bagaimana membidik kompas dan
membaca arah jarum kompas, sementara adik-adik mengikuti penjelasan
dengan serius. Setelah selesai penjelasan sekitar pukul 06.30 WIB
rombongan yang terdiri dari sekitar 15 anak tersebut mulai memasuki
jalan. Kak Wisnu memberi contoh cara membidik pada satu pohon sasaran.
Kemudian membaca arah jarum dan mencatat hasilnya di kertas yang telah
dipersiapkan. Adik-adik pun secara bergantian mencoba mempraktekkan
membidikkan kompas ke sasaran. SEtelah sasaran terbidik dan datanya
dicatat, adik-adik berjalan menuju sasaran dan mencatat waktu yang
mereka butuhkan untuk mencapai sasaran tersebut dengan stopwatch. Begitu
seterusnya adik-adik menentukan sasaran berikutnya sampai mereka
mencapai puncak bukit.
Baru ditengah perjalanan menuju puncak
bukit Kak Ciput berlari-lari menyusul. Kemudian Adik Ridho dan Adik Fani
giliran berikutnya. Mereka adalah anggota yang agak terlambat karena
perjalanan dari rumah terhambat. Tapi tidak menjadi soal karena mereka
masih belum terlalu terlambat. Perjalanan dilanjutkan sampai kepuncak
bukit. Dan semua anggota pasukan inti sudah mencoba melakukan kegiatan
membidik kompas dan mencatat arah jarum dan waktu tempuh. Saat mendekati
puncak, perjalanan terhalang oleh jurang menganga. Kak Wisnu pun
meminta adik-adik untuk mencari jalan yang memungkinkan mereka
menyeberangi jurang tersebut. Dan akhirnya mereka berhasil melewati
dasar jurang yang sempit untuk menuju ke seberang. Sambil melewati
jurang yang didasarnya dialiri sebuah sungai kecil Kak Wisnu menjelaskan
kepada adik-adik bahwa jurang tersebut terbentuk karena adanya aliran
lahar dari salah satu gunung berapi di pegunungan Ijen. Bantuan yang
tampak disitu adalah batuan konglomerat, yaitu rangkaian dari serpihan
batuan kecil yang terekat oleh lapisan batuan lainnya yang lebih dikenal
dengan batu “padas” dalam bahasa lokal (mungkin kalau di Indonesiakan
menjadi Cadas kali ya?).
Setelah melewati puncak bukit, adik-adik
pun kembali turun kearah mata air berada. Dan mereka tetap melakukan
kegiatan membidik dan mencatak waktu. Turun bukit tepat di samping dari
mata air Penawar. Ada kejadian unik pada saat penjelajahan Adik Dilla
sempat tergelincir dua kali dan menimpa teman di depannya, tapi tidak
mengalami luka-luka. Yah mungkin agak sedikit sakit saja terbentur
tanah. Pukul 07.15 semua anggota pasukan inti sudah sampai di finish.
Mereka istirahat sejenak sambil menikmati bekal yang mereka bawa, yang
tidak bawa bekal pun masih juga bisa sarapan karena di lokasi ada warung
yang menjual makanan. Sebagian adik-adik ada juga yang langsung
mencebur ke kolam mandi yang ada di sebelah mata air.
Selanjutnya adik-adik berkumpul di
sekitar Kak Wisnu untuk belajar membuat peta dari rute yang telah mereka
tempuh. Membaca angka hasil pencatatan selama perjalanan dan menuangkan
dalam goresan peta di kertas. Setelah sekitar 30 menit mereka berhasil
membuat gambar peta rute perjalanan yang telah ditempuh pasukan.
Selesai membuat peta, kegiatan berikutnya
adalah bersenang-senang tentunya. Kak Wisnu mengajak adik-adik bermain
beberapa game. Tampak wajah-wajah gembira adik-adik seolah-olah mereka
lupa kalau baru saja berjalan cukup jauh menaiki dan menuruni bukit.
Sayang waktu yang tersedia untuk kegiatan sudah habis dan kegiatan harus
diakhiri. Adik-adik pun bersiap-siap untuk menempuh perjalanan pulang
seperti saat mereka berangkat. Ada banyak pelajaran yang di bawa pulang
oleh adik-adik dari pelajaran kompas, peta, bahkan pelajaran tentang
batuan dan juga kebersamaan. Semoga acara seperti ini dapat dilakukan
lagi lain kali. Setujuuuu!!! (Dori)
smoga bermanfaat :)
Salam Pramuka